Gereja Santa Perawan Maria dari Gunung Karmel, Katedral Malang
Lokasinya terletak di Jl. Guntur No. 2 Malang. Gereja yang dibangun pada 28 Oktober 1934 ini merupakan Gereja Kathedral bertipikal Belanda asli. Bisa dibuktikan dari bentuk eksterior dan interior serta ornamen-ornamennya. Gereja ini pernah direnovasi pada 27 Juli 2002. Awalnya Gereja Ini bernama Santa Tereshia kemudian berganti nama Santa Maria Bunda Carmel pada 1961. Kathedral berarti pusat atau area yang berada di tengah-tengah Gereja, atau bisa dikatakan juga kalau Kathedral juga Area Keuskupan utama. Kathedral Ijen termasuk salah satu Kathedral terindah di Indonesia.
Sebelumnya di Malang hanya ada satu gereja katolik yaitu Gereja Hati Kudus Yesus di Kayutangan yang dibangun sejak tahun 1905. Dikarenakan banyaknya umat yang beribadah dan pelayanan pada satu gereja tidak mencukupi, maka Msgr. Clemens van der Pas O. Carm membangun Gereja Katolik Jawa di Jl. Semeru pada tahun 1929 (dan sekarang menjadi Gereja Kristen Kalam Kudus). Gereja Kathredal yang dirancang oleh arsitek L. Estourgie dan dibangun oleh pemborong NV Bouwundig Buerau Siten en Louzada ini dilakukan peletakan batu pertama pada tanggal 11 Februari 1934 dan pada tanggal 28 Oktober 1934 diresmikan dan dipersembahkan kepada Santa Theresia.
Di wilayah Paroki Katredal St. Theresia kemudian didirikan sekolah dasar berbahasa Belanda (HIS) di jalan Semeru, Sekolah Dasar 'Ongko Loro' (Indandsche School ze Klasse) di Betek pada tahun 1930, Taman Kanak-kanak (Frobeschool) dan SD St. Ursula di jalan Panderman dan tahun 1936 didirikan SMU (AMS, Algemene Middleboar School) St. Albertus (Dempo) di Jalan Talang.
Ada peristiwa yang sangat dikenang oleh warga Malang, yaitu terkenal dengan sebutan Clash I 1947, dimana beberapa pelajar dari SMU St. Albertus bergabung dengan tentara pelajar (TRIP, Tentara Republik Indonesia Pelajar) melawan tentara Belanda pada perang dunia II. Korban perlawanan tentara Belanda dikenang dan diberi penghargaan dengan dibangunnya monumen kepahlawanan TRIP tepat di depan gereja ini.
Sebelumnya di Malang hanya ada satu gereja katolik yaitu Gereja Hati Kudus Yesus di Kayutangan yang dibangun sejak tahun 1905. Dikarenakan banyaknya umat yang beribadah dan pelayanan pada satu gereja tidak mencukupi, maka Msgr. Clemens van der Pas O. Carm membangun Gereja Katolik Jawa di Jl. Semeru pada tahun 1929 (dan sekarang menjadi Gereja Kristen Kalam Kudus). Gereja Kathredal yang dirancang oleh arsitek L. Estourgie dan dibangun oleh pemborong NV Bouwundig Buerau Siten en Louzada ini dilakukan peletakan batu pertama pada tanggal 11 Februari 1934 dan pada tanggal 28 Oktober 1934 diresmikan dan dipersembahkan kepada Santa Theresia.
Di wilayah Paroki Katredal St. Theresia kemudian didirikan sekolah dasar berbahasa Belanda (HIS) di jalan Semeru, Sekolah Dasar 'Ongko Loro' (Indandsche School ze Klasse) di Betek pada tahun 1930, Taman Kanak-kanak (Frobeschool) dan SD St. Ursula di jalan Panderman dan tahun 1936 didirikan SMU (AMS, Algemene Middleboar School) St. Albertus (Dempo) di Jalan Talang.
Ada peristiwa yang sangat dikenang oleh warga Malang, yaitu terkenal dengan sebutan Clash I 1947, dimana beberapa pelajar dari SMU St. Albertus bergabung dengan tentara pelajar (TRIP, Tentara Republik Indonesia Pelajar) melawan tentara Belanda pada perang dunia II. Korban perlawanan tentara Belanda dikenang dan diberi penghargaan dengan dibangunnya monumen kepahlawanan TRIP tepat di depan gereja ini.
Gereja Katolik Hati Kudus Tuhan Yesus
Bangunannya berbentuk seperti halnya bangunan Kolonial bergaya gothic dengan warna dominan coklat agak muda. Karena arsitektur bangunannya yang terlihat lain dari bangunan yang ada. Maka bangunan ini terlihat mencolok di sekitar daerah kayutangan kota Malang.
Bangunan ini bernama Gereja Katolik Hati Kudus Tuhan Yesus. Namun karena lokasinya yang terletak di ruas jalan Kayutangan maka sering disebut sebagai Gereja Kayutangan. Nama kayutangan sendiri konon katanya diambil dari nama sebuah toko besar yang ada di ruas jalan ini.
Bangunan yang bergaya gothic, beraksitektur tinggi serta jendela yang cukup berukuran besar, mengingatkn saya pada gereja-gereja katedral kebanyakan. Mungkin memang dikarenakan dibangun pada masa Jaman Belanda atau memang sengaja dibangun dengan konsep seperti itu Di bagian depan Gereja ini, terdapat halaman yang tidak begitu luas namun juga tidak begitu kecil. Pada bagian depan dihiasi dengan dua menara dan pintu kayu besar. Masuk kedalam gerja itu melalui pintu yang berada di sebelah kanan jika dilihat dari arah teras gereja tampak ruangan yang mungkin berfungsi sebagai tempat untuk memberikan pelajaran gratis bagi anak yang kurang mampu serta ada poliklinik di dalamnya.
Di bagian dalam gereja ada beberapa kamar sederhana yang diatasnya tercantum tulisan nama Romo (pemimpin/imam dalam tradisi Katolik). Mungkin adalah nama-nama Romo-Romo yang bertugas di Gereja ini.
Gereja ini memang termasuk gereja yang bertipikal gereja lama. maksudnya altarnya terletak di depan dan tempat duduk para umat terletak di belakangnya. Pada bagian depan altar terdapat Salib besar dengan tulisan “Allah itu Kasih dan Kasih itu Kurban”
Juga terdapat patung Bunda Maria di sebelah kiri serta Yesus di sebelah kanan. Dilihat dari bangunanya yang tinggi maka cahaya matahari yang masuk melalui jendela-jendela yang besar cukup menerangi bagian dalam Gereja ini.
Bangunan ini bernama Gereja Katolik Hati Kudus Tuhan Yesus. Namun karena lokasinya yang terletak di ruas jalan Kayutangan maka sering disebut sebagai Gereja Kayutangan. Nama kayutangan sendiri konon katanya diambil dari nama sebuah toko besar yang ada di ruas jalan ini.
Bangunan yang bergaya gothic, beraksitektur tinggi serta jendela yang cukup berukuran besar, mengingatkn saya pada gereja-gereja katedral kebanyakan. Mungkin memang dikarenakan dibangun pada masa Jaman Belanda atau memang sengaja dibangun dengan konsep seperti itu Di bagian depan Gereja ini, terdapat halaman yang tidak begitu luas namun juga tidak begitu kecil. Pada bagian depan dihiasi dengan dua menara dan pintu kayu besar. Masuk kedalam gerja itu melalui pintu yang berada di sebelah kanan jika dilihat dari arah teras gereja tampak ruangan yang mungkin berfungsi sebagai tempat untuk memberikan pelajaran gratis bagi anak yang kurang mampu serta ada poliklinik di dalamnya.
Di bagian dalam gereja ada beberapa kamar sederhana yang diatasnya tercantum tulisan nama Romo (pemimpin/imam dalam tradisi Katolik). Mungkin adalah nama-nama Romo-Romo yang bertugas di Gereja ini.
Gereja ini memang termasuk gereja yang bertipikal gereja lama. maksudnya altarnya terletak di depan dan tempat duduk para umat terletak di belakangnya. Pada bagian depan altar terdapat Salib besar dengan tulisan “Allah itu Kasih dan Kasih itu Kurban”
Juga terdapat patung Bunda Maria di sebelah kiri serta Yesus di sebelah kanan. Dilihat dari bangunanya yang tinggi maka cahaya matahari yang masuk melalui jendela-jendela yang besar cukup menerangi bagian dalam Gereja ini.